mengucapkan

mengucapkan

LUMBUNG PUISI SASTRAWAN 2014 JILID II

LUMBUNG PUISI SASTRAWAN 2014 JILID II
IKUTILAH !!!
PEMBUATAN ATOLOGI BERSAMA LUMBUNG PUISI SASTRAWAN 2014 JILID II

Tema : Kampung halamanku

Ketentuan  :
1. Terbuka bagi siapa saja yang mengaku penyair/sastrawan Indonesia
2. Kirimkan 2 buah puisi terbaik Anda bertema tersebut di atas.
3. Cantumkan biodata singkat
4. Cantumkan alamat rumah Anda
5. Gratis tanpa biaya pendaftaran
6. Kirim puisi ke  gus.warsono@gmail.com
7. Pengiriman puisi dimulai dari sekarang dan ditutup pada 31 Juli 2014

Team seleksi/Juri :
1. Nurochman Soedibyo, YS (Budayawan/wartawan www.teropong.com )
2. Wardjito Soeharso (Widyaswara/Budayawan Semarang)
3. ……(menunggu persetujuan)
4……. (menunggu persetujuan)
Pengumuman :
Puisi yang masuk dala antologi Lumbung Puisi Sastrawan 2014 diumumkan pada 17 Agustus  2014

Fasilitas :
1. Peserta dengan puisi masuk dalam antologi mendapat 1 buah buku antologi
     Lumbung Puisi 2014 Jilid II
2.  Sepuluh peserta terbaik mendapat kaos cindera mata Lumbung Puisi 2014
     Jilid II
3. Peserta masuk dalam antologi dipromosikan baik puisi maupun penyairnya
     di www.ayokesekolah.com ,
         majalahsuluh.blogspot.com,  dan
      lumbungpuisi 2014.blogspot.com
4.  Puisi dan penyair masuk dalam antologi didokumentasikan di
     Perpustakaan Sastra Himpunan Masyarakat Gemar Membaca (HMGM)
 5. Peluncuran buku akan dilaksanakan serentak dari beberapa antologi kegiatan HMGM
      maupun antologi  beberapa penyair agar meriah yang waktunya akan diumukan
      kemudian.
Keterangan:
Kegiatan ini bersifat sosial dan diselenggrakan bersama komunitas sastrawan yang turut peduli terhadap perkembangan sastra.
Panitia menerima sumbangan partisipasi kegiatan asalakan tidak mengikat.
                                                                                                      Indramayu, 18 April 2014
                                                                                                                           Panitia.
                                                                                                                     RgBagus Warsono

PANGGUNG HIBURAN



Hiburan rakyat
Melihat pelawak
Bergaya koplak
Lupa sesaat
Beban berat
Dipikul pundak
Hiburan pejabat
Melihat uang
Dibawa rekanan
Pengganti tandatangan
Lupa sesaat
Jaga martabat
Menjelma bangsat
Ooo….
Rakyat koplak
Pejabat bangsat

                                                       Wardjito Soeharso
2013



NGUDARASA

Sadalan dalan
Anane mung gronjalan
Mergo akeh kedokan
Salurung lurung
Anane mung bingung
Mergo adoh gurung
Yen dalan wis kebak kedokan
Lurung wis akeh sing suwung
Gurung wis pedot sakdurunge diulur
Wisma tanpa tata
Desa tanpa cara
Para pamong ilang subasita
Iki pertanda dudu sanepa
Yen jalma wis pada kelangan adat
Adoh saka urip anteng
Dinadina isine genduyakan
Kaya geger sing ngoyak macan
Tan ana asile kang mapan
Mula ta tansah elinga
Bebrayan iku tansah sangga sinangga
Abot enteng nora rinasa
Arepa awan panase sumelet
Bengine peteng ndedet lelimengan
Kabeh lumaku kanti rahayu.

                                                       Wardjito Soeharso
2013


Mengapa Kamu Mencintai

+ Mengapa kamu mencintai ibumu?
- Karena aku mengawali hidup dengan minum air susu ibuku.
+ Mengapa kamu mencintai gurumu?
- Karena aku mencecap dan memahami ilmu dengan belajar dari guruku.
+ Mengapa kamu mencintai negaramu?
- Karena aku makan dan minum untuk tumbuh dari bumi negaraku.
+ Mengapa kamu mencintai bangsamu?
- Karena aku membangun kebanggaan dengan jatidiri bangsaku.
+ Mengapa kamu mencintai agamamu?
- Karena aku ingin mati dalam naungan agamaku.

                                                       Wardjito Soeharso
2013













Di Bawah Bendera Merah Putih

Dengan upacara hidmat
Kau dikibarkan ke angkasa
Pagi cerah, mentari sumringah
Wajah-wajah abdi negeri
Dingin tanpa ekspresi
Tangan sikap hormat di samping kening
Adakah itu penghormatan atas nama jiwa merah saga?
Dibelai angin pagi
Merah putih berkibar megah.
Tapi dengarlah:
Dia merintih sedih!
“merahku tak lagi merah, putihku tak lagi putih”.
Siapa mesti peduli?
Srondol, 12 Agustus 2013
                                                       Wardjito Soeharso


***












Wardjito Soeharso

30.Wardjito Soeharso. Multistatus. Pegawai Negeri. Widyaiswara. Dosen. Penyair. Suami dari satu istri. Ayah dari tiga anak. “Ayah” dari banyak anak yang mengangkatnya sebagai ayah. Pecinta tulen. Cinta profesi. Cinta istri. Cinta anak. Cinta sahabat. Juga cinta puisi. Hidupnya didedikasikan pada cinta.
Prinsip hidupnya sederhana saja: Hidup harus penuh dengan cinta, karena cinta itu adalah peduli, peduli itu berbagi, dan berbagi itu memberi. Jadi, tidak ada kata minta dalam cinta.
Berbagai karya yang pernah diterbitkan antara lain: Antologi Puisi Mendung Di Atas Kota Semarang (Indie,1983), Penerbitan Pers di Indonesia: Dari Undang-Undang Sampai Kode Etik (Aneka Ilmu, Semarang, 1994), Antologi Puisi Penulismuda (Media E-Solusindo, Semarang, 2007), Yuk, Nulis Puisi (Percetakan Negara RI, Surabaya, 2008), Yuk, Nulis Artikel (Media E-Solusindo, Semarang, 2009), Phantasy Poetica-Imazonation (pm-publisher, Semarang, 2010), Ide, Kritik, Kontemplasi (pm-publisher, Semarang, 2010). Puisi Menolak Korupsi Buku I dan IIb (Forum Sastra Surakarta, 2013). Dan banyak artikel lepas yang dimuat di berbagai media massa.
2014/1/4 wardjito soeharso


Lima Ekor Merpati Menembus Mendung



Lima ekor merpati menembus mendung
Langit bagai neon sepuluh watt
Cahayanya menguban rambut
di kepala nenek tua

Berjalan di tepi belukar kering
Dunia makin sempit
dan kekurangan oksigen

Lima ekor merpati melesat
Lubang ozon mencairkan es di kutub
Tujuh lapis langit terluka

Lima ekor merpati kehilangan sayap
Jatuh di pulau-pulau terbakar
Api cintamu yang berkobar


------------------ Yogya, 27 Januari 2014
  Wadie Maharief










Rindu Sepuntung Rokok


Sepuntung rokok membakar dadamu
di ruang tamu yang pengap
Asapnya melayang-layang mencari bayang
tentang kekasihmu yang jalang

Jarimu mengetuk-ngetuk meja
Mengikuti irama musik jazz
Membuat abu bertebaran di lantai
Lengking saxopon meluapkan birahi malam

Sepuntung rokok lengket di bibirmu
Matamu makin sipit dalam samar
Mengikuti asap terbang langlang
Tak juga tuntas kau teguk kerinduan

------------------ Yogya, 3 Februari 2014
  Wadie Maharief







Wadie Maharief

29.Wadie Maharief, lahir 13 Maret 1955 di Prabumulih, Sumsel. Menulis puisi, cerpen dan essei sejak 1975, dan banyak dimuat di suratkabar Kedaualatan Rakyat, Pelopor Yogya, Minggu Pagi, Bernas, Semangat da Koran Merapi di Yogyakarta, kemudian di Sinar Harapan, Suara Karya, Buana Minggu, Simponi dan lain-lain di Jakarta. Menjadi wartawan sejak 1976, pernah menjadi wartawan di Kedaualatan Rakyat, Yogya Pos dan beberapa tabloid lainnya. Sejumlah puisinya ikut dalam beberapa antologi bersama.






Ikatan kebangkitan


Kita hidup dalam satuan pancasila
Sebuah Negara yang  tercipta dari gugusan pulau-pulau
Ampera yang membelah musi
Dan Barito yang membelah arusnya

Bhineka tunnggal ika
Berkumandang dalam setiap pejuang yang telah meneteskan darahnya
Dalam cengkraman garuda yang perkasa
Dari  setiap batang tubuhnya tertoreh sebuah sejarah

Garudaku bernama Indonesia
Memekiklah dari dahan tertinggi
Tataplah dalam setip luas samudra
Bertenggerlah dalam lebatnya hutan

Meskipun macam asin tak mengaum
Sang garuda yang mampu menatap dari balik sebatang dahan
Banggalah menyebut kata Bhineka Tunggal Ika
Banggalah jadi bagian Negara kita yang tercinta

Marilah kita bangkit
Dalam sebuah ikatan

Banjarmasin, 31 March 2014
Syarif hidayatullah

Syarif hidayatullah

28.Syarif hidayatullah atau dikenal dengan nama pena Syarif bil izarr di lahirkan di Bantuil, tepian sungai Barito, Marabahan 20 oktober 1992. Sejak menjadi seorang santri sudah menyukai seni khususnya dari segi puisi dan tulis-menulis. Alumnus pon-pes Al-Mujahidin Marabahan kal-sel, sekarang tercatat sebagai seorang mahasiswa IAIN Antasari Banjarmasin. Menjadi salah seorang mahasiswa aktif di “LPM SUKMA” ( lembaga pers mahasiswa suara kritis mahasiswa ) dan sekarang menjabat ketua umum di “pondok huruf sastra” ( PHS). Tulisan-tulisannya pernah di muat di Banjarmasin post, media Kalimantan. Dan Antologi bersama pada ASKS ( aruh sastra Kalimantan selatan ) ke sepuluh “tadarus rembulan” antologi dewan kesenian tangerang “tifa nusantara” (bunga rampai puisi dan kreasi cerita rakyat)  dan antologi tunggalnya adalah “estetika dalam sandiwara”. Dan sekarang sedang menggarap bukunya yang berjudul “gerimis meniti pelangi”. Beralamat di bantuil, kec. Cerbon. Kab. Barito kuala. Kal-sel.


MIMPI SANG GARUDA



Manusia bejat dengan pangkat
Gelar terhormat tidak bermartabat
hanya tau memakan uang rakyat

Saat keadilan bisa di beli
saat koruptor sudah membumi
Tak ada lagi hati nurani

Wahai engau manusia durjana
apa gunanya gelar sarjana
Saat dulu engau di bina
kini tetap kau sia sia

Mengumbar janji sudah biasa
hati nurani sudah tiada
masih pantaskah kau bergelar manusia

Wahai engau para koruptor
hidup matimu sungguh ku tak perduli
hanya saja,
kembalikan hak kami

ribu ribu tahun...
indonesia telah merdeka...
merdeka yang selalu
dfengan korupsi
rakyat miskin
banyak penganguran...
kelaparan...
karena uang di makan
oleh pejabat...
apakah kau tak pernah
miskin?
apakah kau tak pernah
kelaparan?
apakah juga kau tak
pernah nganggur?
sehingga sekarang
indonesia penuh korupsi..
yang tak pernah
memikirkan rakyat...
ribu ribu tahun juga...
indonesia tetap
merdeka penuh dengan
korupsi...
SRAGEN 2014
Sus S. Hardjono

Sus S. Hardjono

27.Sus S. Hardjono, lahir dengan nama lengkap Susilaning  Setyawati ., 5 Nopember l969 di Sragen. Meraih gelar sarjana dari FKIP-UNS
(Fakultas Keguruan dan Iilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta) tahun 1992.
1990 an - Aktif menulis puisi, cerpen dan geguritan (puisi berbahasa Jawa) sejak mash menjadi mahasiswa, serta mempublikasikannya di berbagai media massa yang terbit di Yogyakarta dan Jawa Tengah. Waktu itu Ia juga sempat bergabung dalam Kelompok Teater Peron FKIP UNS. Sejumlah puisinya telah terangkum dalam kumpulan puisi bersama penyair lain,  buku antologinya  diantaranya : 1.Getar 2 (Diterbitkan Kelompok Sastra Batu Malang , tahun 1996) , 2.“API” (th,.1997.. diterbitkan oleh.Mizan .. Bandung ),  3.“Kicau Kepodang 5” (diterbitkan oleh Forum Sastra Surakarta, tahun 1997), 4.“Tamansari” (diterbitkan oleh..FKY DKY .. Yogya, tahun.1998....),5.“Redi Lawu” (diterbitkan oleh..TBS ... Solo , tahun .2008....),  6."Sethong 2"(diterbitkan Taman Budaya Jawa Tengah tahun 2009) ,7.“Equator” (diterbitkan oleh Yayasan Cempaka KencanaYogyakarta , tahun 2011).8. Jantera  terkasa (1998), 9.  Satu kata istimewa yogya 2012,10 Nyanyian  Pedalaman,11.Sebab Cinta 2012,12. Negeri Poci 4 (2013),13. Titik 13 (2013),14 DSMI (2012),15.PMK (2013),16. Dari  Dam  Sengon  Ke  Jembatan  Panegel Gus  Dur  (Kudus , 2013), 17. Habis Gelap Terbitlah  Sajak (2013),18. Lentera  Hati  PBKS,19. Dekap Aku  Lekasih  (2014),20.Kartini  (2012),21. Saksi  Ibu  Reformasi (2014),22. Tifa Nusantara (2013)
23. Profil  Perempuan  Pengarang  Indonesoa (2013)
24Langkah Kita (Yogya , 2014).

~ jejamang duri ~

melindap mengendap-ngendap senyap
menjadi pencuri di jejak langkahmu
atau sekedar menjadi ikan sapu-sapu
membersihkan remah-remah dukamu
seperti kupercaya sebuah janji
esok,
jemarimu yang gemetar
memasangkan jejamang di kepalaku
meminang,
untuk 'ku jadi bidadarimu...?!
namun malam,
makin senyap makin pengap
lidah api membuas
menjilati ranjang perawan di kamarku nan remaja
melukis riwayat
pencuri tak akan jadi bidadari
dan ikan sapu-sapu
tetap jadi pemamah remah
yang mesti setia pada takdirnya...!
Krueng Geukueh, 29/09/2013


~ mahagita ~
sekali waktu di ujung senja....
engkau semat roncean sedap malam bermahkota
melati pada rambutku
dan ribuan kuntumnya engkau tabur di ranjang
batu
saat malam luruh dalam pangkuan
satu satu detiknya gugur, patuh....
aku tak mendengar apalagi hirau pada detaknya
lena, diasyikmasyukkan kidungmu nan puitis
meski aku bukan mutiaramu yang hilang
namun berapa lama waktu memisahkan kita
seabad pun kurang
berapa jauh jarak membentang
tentu bukan sedepa
sampai sekali senja berhak untuk berpihak padaku
padamu yang bukan kembara...!
oh, duhai, wahai penyair....
di ranjang batu yang tak lagi beku,
aksaraku berlagu, karenamu
menimpali kekosongan notasimu
yang bukan hanya c, d, g
menjelma nyanyian jiwa
padu memesra
hingga embun pertama jatuh
telah kau titipkan benih pada rahim kalbuku
dan jika sebentar lagi fajar menyapa
bayu akan berkabar, ''sudah lahir kidung
sempurna
dialah Mahagita...!'
Lhokseumawe/ 21 September 2012
Sokanindya Pratiwi Wening

Sokanindya Pratiwi Wening

26. Nama: Sokanindya Pratiwi Wening adalah nama pena. Nama asli Duma Fitrie Sitompul.
Lahir di Pematang Siantar, 21 Februari 1964.
Menyelesaikan pendidikan di Fakultas Sastra USU jurusan Linguistik.
Mengajar di sekolah formal hingga tahun 2002 dan pernah bekerja sebagai copywriter di Wira Advertising Agency.
Sejak SMP sudah mulai menulis puisi namun belum pernah mengirimkan hasilnya ke media cetak, entah karena kurang PD atau karena saya menulis karena ingin menulis saja.
Kegiatan sekarang adalah ibu rumah tangga yang nyambi merawat bunga dan memberi les di rumah.
Alamat rumah: Perumahan Menteng Indah Blok D1 no.9
Medan Tenggara - Medan
SUMATERA UTARA



DEMI APAKAH


Demi apakah gerilya berperang                                                                                 jika tak demi kemerdekaan
dan hargadiri kebangsaan

Demi apakah ada kemerdekaan
jika tak demi kesejahteraan                                                                                       dan keadilan kebenaran

Demi apakah bendera pusaka
kalau tak untuk panji kebanggaan                                                                                serta tanda kesatuan  persatuan

Demi apakah lambang Garuda Pancasila
kalau tak untuk bukti jatidiri bangsa
serta dasar dan tujuan negara

Demi apakah cinta pahlawan                                                                                     andai bukan buat berikan apresiasi                                                                             atas jasa mereka bagi bunda Pertiwi

Demi apakah sejarah kebangsaan
andai bukan buat hikmat kebijaksanaan
dalam membangun masadepan

Demi apakah Indonesia                                                                                             jika tak bagi tanda bukti bakti                                                                                     dirimudiriku sebagai patriot sejati
2014, manggarai
 Soekoso DM:

Soekoso DM

25.Soekoso DM
Lahir 1949 di bumi Bagelen Purworejo dalam zodiak Cancer. Menulis sejak 1970-an. Karyanya mayoritas puisi, dipublikasikan di berbagai media Daerah dan Nasional, terutama pada dekade 1970 sd. 1990-an. Beberapa kali  memenangkan lomba kesastraan al. Cipta Puisi “Puisi Antikekerasan” (KSI Jakarta, 2001), dan cerpennya “Lerak” dinyatakan sebagai
Kutangkutang (Terbitan sendiri, 1978), Bidakbidak Tergusur (Kopisisa, 1987) Waswaswaswas Was! (Kopisisa, 1996) dan Sajaksajak Tanah Haram (Kopisisa, 2004) adalah antologi puisi tunggalnya. Karya puisi lainnya terserak di lebih 20 antologi puisi campursari di berbagai penerbitan,  al. Jentera Terkasa  (Dewan Kesenian Jateng, 1996), Kidung Bulan Tertikam (Kopisisa, 2000) Narasi 14 Hari (KSI Jakarta, 2001),  Kakilangit Kesumba (Kopisisa, 2009) dan Resonansi (Dewan Kesenian Purworejo, 2010), Kalam Kalbu (LSBO Muhammadiyah Purworejo, 2012), Membaca Puisi Meneguhkan Hati (Rumah Budaya Tembi, Yogyakarta, 2012) dan Sendaren Bagelen (Paguyuban Penulis Purworejo, 2013). Beberapa puisinya diterjemahkan dalam 3 bahasa dalam Antologi Puisi Indonesia Modern Equator (Yayasan Cempaka, Yogyakarta, 2011). Terakhir sejumlah ‘puisi menolak korupsi’- nya juga terpacak di Antologi Puisi Menolak Korupsi II.b (Forum Sastra Surakarta, 2013) , hingga kini aktif di berbagai kegiatan sastra.

SEMBOYAN


Sadar akan ragam yang berada di sekitar badan,
lalui dengan ikhlas tanpa beban.
Berusaha seragam agar tiada lagi desing senapan,
itulah sebab agar negara mapan.

Pesan mengajari agar menjaga apa yang dipunya,
jangan nanti menyela tetangga sendiri.
Terang matahari muncul dalam kesenduan tiada tara,
jika tak taat menjaga indahnya mimpi.

Sering banyak teman bertanya-tanya pudarnya sinar,
membuat semua orang bergandeng bergetar.
Berbahagia bak pejuang dahulu tak gentar,
hadapi rongrongan musuh yang ingin masuk pagar.

Semboyan ini tampak tak berguna dan usang,
tapi ada secercah keyakinan tak akan dibuang.
Terus dihayati diamalkan hingga usia petang,
agar berguna teruntuk generasi mendatang.
Roni Nugraha Syafroni









DERMAGA

Ombak bernyanyi dalam ingatan,
kian mendekat juga bersemi.
Menanti di tepian kebahagiaan,
tiada bersedih berduka di hati.

Biarlah mereka mendengar khusyu,
tiupan angin dedaunan berguguran.
Berputar melawan kencangnya waktu,
pasir berputar bergilir berpapasan.

Cakrawala berlabuh di dermaga indah,
ciptakan kenangan berpaut rindu.
Siapapun akan ingin kembali dengan mudah,
menuju sinar sukma yang telah lama berlalu.

Lelah ini telah pula berlabuh,
hangatnya garis pantai cemerlang.
Semilir angin menjauhkan peluh,
sedih sendu janganlah terbit sekarang.
Roni Nugraha Syafroni




Roni Nugraha Syafroni

24.Roni Nugraha Syafroni  lahir  Bengkulu 3 April 1987, namun asal dari Sunda, alumnus Pasca sarjana Universitas Pendidikan Indonesia 2012, Kini Tinggal di Cimahi.


PAGI DI KEROBOKAN



teras rumah ini menelanjangi
kesejukan daun-daun
cantik dan lebat bagai hutan lindung
sangat akrab dengan burung yang bernyanyi
di bawah pecahan sinar matahari dan kupu-kupu asyik menari di antara pucuk-pucuk daun.
menginggatkan kekasih menunggu di halaman rumahku
Kerobokan yang jauh; di sini aku semakin rindu.
semakin besar rinduku padamu di sana.

Bali 2013
Ridwan Ch. Madris



Ridwan Ch. Madris

23..Ridwan Ch. Madris

Rakyat, Majalah Seni Budaya, Berseka, majalah Sawala.Buletin Jendela Seni Bandung, Majalah Langlang Buana dan Lainlain.
Dari Tahun 1996 sampai dengan tahun 2001, beberapa kali mendapatkan terbaik pertama lomba baca puisi dari tingkat Kab/Kodya, Propinsi sampai Nasional
Tahun 1999, mendirikan Teater Gerak di Sukabumi dan Bogor, juga pernah aktif sebagai pembina Kafe Sastra UNINUS Bandung, Bidang Teater Komunitas Malaikat, pernah terlibat juga pentas Teater Di STB (Studi Club Teater Bandung), sekarang serius membina Komunitas Menara. Pernah bekerja sebagai Instruktur Acting Quba Entertainment, Bosxa Enterfraise dan Aulia Organizer. Juga mengajar Seni dan Budaya di SMP Pertiwi Dayeuhkolot, MA Al-Ikhlas Pacet
Dan sekerang masih giat mengajar Seni dan Budaya Di MTS/ MA Salafiyah AlFalah Ciganitri, SMK Farmasi Istiqomah Pacet dan SDN II Dayeuhkolot Pasigaran Kab. Bandung.Bergiat Di Dunia Seni, Teater, Musik dan Sastra.



Ridwan Ch. Madris

23..Ridwan Ch. Madris

Rakyat, Majalah Seni Budaya, Berseka, majalah Sawala.Buletin Jendela Seni Bandung, Majalah Langlang Buana dan Lainlain.
Dari Tahun 1996 sampai dengan tahun 2001, beberapa kali mendapatkan terbaik pertama lomba baca puisi dari tingkat Kab/Kodya, Propinsi sampai Nasional
Tahun 1999, mendirikan Teater Gerak di Sukabumi dan Bogor, juga pernah aktif sebagai pembina Kafe Sastra UNINUS Bandung, Bidang Teater Komunitas Malaikat, pernah terlibat juga pentas Teater Di STB (Studi Club Teater Bandung), sekarang serius membina Komunitas Menara. Pernah bekerja sebagai Instruktur Acting Quba Entertainment, Bosxa Enterfraise dan Aulia Organizer. Juga mengajar Seni dan Budaya di SMP Pertiwi Dayeuhkolot, MA Al-Ikhlas Pacet
Dan sekerang masih giat mengajar Seni dan Budaya Di MTS/ MA Salafiyah AlFalah Ciganitri, SMK Farmasi Istiqomah Pacet dan SDN II Dayeuhkolot Pasigaran Kab. Bandung.Bergiat Di Dunia Seni, Teater, Musik dan Sastra.



Bhinneka Tunggal Ika adalah Aku


di belahan jazirah negeri
berslogan “serpihan surga” inilah
semasa kearifan dan peradaban saling mengisi tulus
saat semangat seiya, sekata, dan sejalan
terjalin erat di pedalaman sanubari
kami singsing lengan baju bersama
menyemai bibit gotongroyong
membangun pilar-pilar kehidupan
bertahan di sesak nafas adat purba terakhir

di belahan hamparan subur negeri inilah
garuda kehilangan pekik perjuangan
direbut teriakan mesin kerakusan
belukar rawa ladang huma
dulunya lapang terbuka
wadah bermain anak-cucu
kini sesak terhimpit
sampai jejak tak punya ranah pijak

di mana lagi kami tanam bulir harapan
bila seluruh kehijauan hutan bunda
telah habis digeser bangunan-bangunan
berbaju kawat, baja, semen dan beton
ke mana jua kami layarkan perahu kebersamaan
sebab semua kolam susu pertiwi
keruh sampah payau berbisa
bagaimana kami menegakkan tugu pertahanan
karena kini tiap jengkal tanah terbongkar

di keteragisan reruntuhan negeri inilah
mari, kita bergenggam dan saling gandeng bersama
mempertahankan hakikat dan keutuhan bangsa
“mengajak kembali memutar mundur ke genderang waktu silam, sekadar mengingat untuk menyulut bara api semangat kita yang pernah menang menegakkan bendera darah-suci perlawanan dengan bambu runcing di medan juang, dan yang berbeda-beda itu adalah Aku: Indonesia”

Banjarmasin, 2014
Rezqie Muhammad AlFajar Atmanegara













Rezqie Muhammad AlFajar Atmanegara

22.Rezqie Muhammad AlFajar Atmanegara, Penyair termuda Kalimantan Selatan ini lahir di Barabai kabupaten Hulu Sungai Tengah, pada 5 Juni 1994. Bergabung dan menjabat sebagai Koordinator bidang Puisi dalam Komunitas Sastra dan Teater Murakata Muda (KST_MM) di Barabai. Pendiri sekaligus pembina Sanggar Payung Hitam di SMA 2 Barabai. Banyak meraih penghargaan baik di tingkat regional maupun nasional dari berbagai event sastra.



Penerus Nusantara


Wahai Pemuda Indonesia
Bersatu genggam tangan
Untuk menjaga Nusantara
Ciptakan Budaya dan Prestasi Bangsa
Untuk Negeri
Tanpa perbedaan hati
Tanpa perubahan fikiran
Satukan tekad ulurkan tangan
Bersatulah ragamu dengan negeri
Tak goyah akan angin yg menerpa
Tetap di barisan terdepan
Bersama dasar dalam negeri
Tetap satu dalam Nusantara
Indonesia Kebanggaanku
Puji Astuti
Walau hidup Sabang sampai Merauke
Indonesia tetap satu
Beragam alam nan indah
Hiasi pulau Nusantara
Dalam satu Bangsa
Berwarna dalam budaya
Ciri khas bangsa pada dunia
Dalam satu Merah Putih
Hasil bumi tuk kemajuan Negeri
Untuk bumi pertiwi
Dibawah tangan pemuda Indonesia
Satu Pemimpin
Satu hati Satu Bangsa
Bersama dibawah langit biru Nusantara.
                                                                       Puji Astuti

Puji Astuti


21.Puji Astuti yang biasa dipanggil Puji, lahir di Cianjur 03 Juli 1994. Saya berasal dari Kota Cianjur Jln.Arif Rahman hakim(Jln.Pasundan No.2) Kp.Sabandar Kidul RT 01 RW 04 Desa Sabandar Kec.Karangtengah Kab.Cianjur 43281 (Jawa Barat). No HP yang bisa dihubungi 085222259446, dan akun FB saya zhie_unk@yahoo.com(Puji Astuti).
Saya memiliki hobi menulis dan membaca,berbagai lomba telah saya ikuti, dan hal ini menjadikan saya untuk terus belajar dan mengembangkan keterampilan menulis, juga memperbanyak ukhuwah dengan beberapa sastrawan, terimakasih atas diadakannya event  puisi ini semoga Nusantara ini tetap satu jua, Salam Pena.

Berikut salah satu karya dari Puji Astuti:







Pagi Yang Gugup


Pagi Yang Gugup

pagiku gugup
tik tak jarum jam serupa jantung
menambah debar-degup
tak sempat lagi kuhitung
berapa tetes peluh yang menghiasi
lembar demi lembar narasi
hingga khatam segala abjad
sujudku tetap tak terwujud!

Tangerang, 18 Oktober 2013
                                       Novy Noorhayati Syahfida


Membaca Peta Pagi

membaca peta pagi
mengeja dunia di geliat hari
mimpi-mimpi belum usai diterjemahkan
saat sang surya datang kepagian

wajah-wajah penuh asa
berbaris rapi di pendar cahaya

membaca peta pagi di keningmu
kutitip senyum pada daun waktu
melangkahlah, nak…
tinggalkan kantukmu sejenak

Tangerang, 15 November 2013
                                                Novy Noorhayati Syahfida

.Novy Noorhayati Syahfida


20.Novy Noorhayati Syahfida

Puisi-puisi Novy Noorhayati Syahfida telah dipublikasikan di beberapa media cetak, elektronik dan buku antologi bersama. Namanya juga tercantum dalam Profil Perempuan Pengarang & Penulis Indonesia (Kosa Kata Kita, 2012. Dua buku kumpulan puisi tunggalnya yang berjudul Atas Nama Cinta (Shell-Jagat Tempurung, 2012) dan Kuukir Senja dari Balik Jendela (Oase Qalbu, 2013) telah terbit.




MIMPI BURUK NEGERIKU



Para penguasa berparade di jalan
Bagai hantu berpatroli menakutkan Terdengar tangis dari mulut comberan, mayat-mayat bayi kelarapan
Dikafani kertas iklan dan koran
Negeriku menakutkan
Musim kemarau dan musim hujan tak dikenal
Hanya musim kampanye yang dikabarkan
Rakyat memakai baju domba
Siap tahan adu dan tahan malu
Negeriku bermimpi buruk
Bau ketiak buruh semerbak kembang kuburan
Komat kamit pawang demo membaca mantra purba ; bhineka tunggal ika
Kerusuhan tetap menjadi drama abadi
Negeriku pecah dibelah penghuninya
Kuwait 30 Maret 2014
Nieranita








SEBUAH SIANG
Siangku nyaris gelap
Seperti malam yang tak diberi lampu listrik
Pajak-pajak terkikik
Menyeruput kering keringatku
Tak peduli perutku meringkik
Siang itu polisi tak membawa pistol
Di sakunya tiga bintang kalkulator Ia telah berpangkat koruptor
Semua rambu-rambu siaga dijual
Disebuah siang Pidato-pidato seperti ludah yg disemburkan Seperti kentut senapan, lucu dan menakutkan Semua teriakan bersuara riuh
Membeda-bedakan yang sebenarnya tak beda semua mahlukNya
Kuwait 30 Maret 2014
Nieranita


.Nieranita

19.Nieranita
Adalah nama pena dari Erni Rahmayunita, lahir di Lampung Barat, 11 Nofember . Aktif menulis sejak duduk di bangku SMA. Karya-karyanya banyak diterbitkan di beberapa media local serta beberapa buku Antologi.



Hitam dan putih



Hitam dan putih
Menjadi perbedaan antara kalangan bawah dan atasan
Menjadi warna yang jauh sekali untuk di samakan
Namun itu bisa di satukan dengan satu tujuan

Hitam dan putih
Marilah kita leburkan dalam diri
Tanpa pandangan kekuasaan dan jabatan
Merangkul setiap golongan umat keagamaan

Hitam dan putih
Seperti tak ada habisnya
Kami terlena dengan kekuasaan
Melupakaan beberapa golongan yang tak sepadan

Hitam dan putih
Tolonglah menyatu
Seperti indonesia yang akan datang
Menanam bhineka tunggal ika dan laksanakan


Indramayu, 23 Maret 2014
Muhammad Hafeedz Amar Riskha

***

Muhammad Hafeedz Amar Riskha

18.Muhammad Hafeedz Amar Riskha

Penyair ini  lahir di Indramayu.Berusia 16 tahun dan mengenyam pendidikan di SMA NU SUKRA. Bertempat tinggal di PON-PEST HIDAYATURRAHMAN – sukra – indramayu – jawa barat . Karya-karya seperti puisi, kata-kata, dan cerpen terkumpul rapih dalam buku antologi bersama, ia juga bisa di hubungi melalui akun facebooknya



LANGIT JUNGLORONG


1/
langit begitu cerah
di sini gotong-royong selaksa mawar rekah
dedaung pengertian
tangkai kesetiaan
memperindah bunga kebersamaan
2/
subuh lepas dalam doa
kepompong-kepompong mempersiapkan diri jadi kupu-kupu
menebar cinta buat generasi baru
3/
angin berdesir berbagi kabar
merpati-merpati temukan dahan
sirnalah segala gusar
dalam gema zikir
4/
langit berubah warna
tirakat cinta
moyang, masih terbaca
di segenap cuaca jiwa







SEBAB INDONESIA ADALAH KITA

Indonesia takkan pernah sirna
selama degup cinta
bermukin dalam jiwa
selama pohon tatakrama
tumbuh di tiap mata
mata hari
mata jiwa
mata doa
yang tak kenal purba
Indonesia takkan musnah dalam peta
jika kita tak mengamini ramalan-ramalan asing
yang menanam benih-benih asing
dalam jiwa kerontang
sebab Indonesia adalah kita
sebab
Indonesia adalah kita
yang penuh cinta

2014
                                                   Moh. Ghufron Cholid

Moh. Ghufron Cholid

17.Moh. Ghufron Cholid
 adalah nama pena Moh. Gufron, S.Sos.I, lahir di
Bangkalan, 7 Januari 1986 M. Karya-karyanya tersiar di Mingguan
Malaysia, Mingguan Wanita Malaysia, Mingguan Warta Perdana, Harian
Ekspress Malaysia, Tunas Cipta Malaysia, Utusan Borneo, New Sabah Time
dll juga termuat dalam berbagai antologi bersama terbit di dalam dan
luar negeri. Beberapa puisinya pernah dibacakan di Jakarta, Madura,
Surabaya, Jogja, Pekalongan, Sragen, UPSI Perak Malaysia, Rumah PENA
Malaysia dan Ipoh Malaysia. Alamat Rumah Pondok Pesantren Al-Ittihad
Junglorong Komis Kedungdung Sampang Madura.


Indonesia Lintas Berita


Saudara-saudaraku masih ada yang mengungsi
Karena sinabung dan Kelud meludah lagi
Padahal sudah lama berhenti
Rumah rusak, jalanan rusak
pepohanan mati, sawah mati

Dada merungkuk mata memerah
Air mata menjadi sungai-sungai baru

Halaman berdebu
Di mana-mana berdebu
Kami ingin hujan, Tuhan
Hujan air sebagai berkah
Bukan hujan abu dan berbatu

Sinabung dan Kelud meludah lagi
Indonesia berduka kesekian kali
Belum sembuh
Padahal negeri ini ingin berpesta, katanya
Pesta yang rekakan banyak ongkosnya

Sinabung dan Kelud meludah lagi
Dari sabang sampai merauke rasakan perih
Orang-orang mulai mengingat diri
Dengan tatapan kosong gigit jari
dan itu sudah jadi kebiasaan setelah terjadi

Sinabung dan Kelud meludah lagi
Kini mulai berangsur pulih
Masyarakat mulai kembali
Berkah Indonesia
Berkah Bhineka Tunggal Ika
Bersama dan berbagi

Indramayu, 22 Februari 2014
Mohamad Amrin
***



Mohamad Amrin

16.Mohamad Amrin, lahir di Karangampel 16 Januari 1991. Menyelesaikan studi strata 1 dari Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Wiralodra Indramayu Tahun 2013.  Ia pernah aktif di teater Kaliwani Indramayu Tahun 2010 dan Buletin Gerak Universitas Wiralodra Indramayu Tahun 2011.




Kepada Kita




kepada kita yang menyatu sungguh
pada udara yang kita kasihi
mengental dalam ruang

hidup yang basah mendekat
menyuburkan tanah meski berbeda
tetapi langit-langit tetap sama

manakalah di antara kita terperenyak
selalu ada yang memberi tangan
menempelkan pada jemari yang lain
begitu seterusnya.
ruang semesta,
Februari 2014
Julia Hartini






Julia Hartini


15.Julia Hartini

Penyair ini lahir di Bandung 19 Juli 1992, Mahasiswa  Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Tergabung dalam Unit Pers Mahasiswa UPI 2010-sekarang.  Sekarang pun aktif bersastra bersama ASAS (Arena Studi Apresiasi Sastra) UPI dan  Komunitas Penulis Perempuan Indonesia.
Puisi-puisinya masuk dalam media massa seperti Harian Umum Pikiran Rakyat, Metro Riau, Radar Banten. Selain di media massa, puisi-puisinya juga masuk dalam antologi puisi seperti Tifa Nusantara (2013), Indonesia di Titik 13 (2013), Saksi Ibu Melihat Reformasi (2013) , Habis Gelap Terbitlah Sajak (2013), Situ Waktu (2011).
Selain menulis puisi, penulis pun diundang dalam Pertemuan Penyair Lintas Daerah yang diadakan Dewan Kesenian Pemalang dan Pekalongan (2013), Pertemuan Penyair Nusantara yang diadakan Dewan Kesenian Tangerang (2013), dan Jambore Nasional Bahasa dan Sastra (2011) yang diadakan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 
Sekarang penulis sedang berproses dan berjuang dalam dunia tulis-menulis agar karyanya yang lahir bisa diapresiasi pembaca.


"Perjalanan Nanar "




ketika napas sesak terhalang
dan pahit meresap di bibir
bintang pun berkejaran 
bersama kunang menari-nari diatas 
cakrawala gulita
mencengkeram bilah hati yang masih tersisa
Dalam Bayang-bayang semu menggigit raga

Dirimu semakin terhuyung
namun tetap saja kau setubuhi remang 
dengan selaksa gairah menghujam
tanpa hiraukan gemeretak tulang 
yang berpacu dengan waktu 
: semakin membungkuk

Sudahi saja
perjalanan nanarmu
selagi bunga mimpi masih berkedip hadir
dibalik matamu.


IKC 032014
Iwan Kusmiadi




.Iwan Kusmiadi

14.Iwan Kusmiadi
Belum ada keterangan 

YANG TERHORMAT TUHAN


Kepada
Yang Terhormat Tuhan
dengan hormat
perlu Tuhan ketahui bahwa
kepercayaan yang Tuhan berikan
kepada manusia tak dapat di percaya lagi
gerabah telah retak
keramik pecah di atas tungku
pembakaran, manusia tidak lagi manusiawi
suami menjual isterinya
ibu membunuh bayinya
anak membunuh bapak ibunya
ayah meniduri putri kandungnya
dekil tanah dalam nafas dan didih darah
dalam ombak
semayam bonsai jiwa kerdil rasa
derai kikis selaput pemikiran
getar kejang otak-atik yang antik
ayat sekitab kering
jadi camilan di saat senggang
kuntum bait mampu menghasilkan duit
bahkan peraduan jabatan dan kedudukan
ayat sekitab yang basah
habis mereka lalap
melelapkan hutan, gunung bahkan lautan
wariskan hutang juga bencana
mendesis seonggok dal;ih
itu cobaanmanusia tidak lagi manusia.
Bojonegoro,18032004
Gampang Prawoto
K U T A N G

Ku
tang
kutang
“…” sudah langka,
tanjakan dan tikungan disamarkan
rambu lalu-lintas sebatas peringatan
“…” mengganggu peradaban,
kurang luwes dalam mengambil keputusan.
karena kesempatan tiada putar ulang
di motel – hotel tiga jaman
di kantor
di toilet
di lift
di rumah
anak-anak kehausan
dan suami-suami terkadang minum es
pinggir-pinggir jalan
tiada santan perasan tingal setetes kecut
keringat lelah sehabis bermain dalam pertandingan
tandang dari cumbu ke cumbu lapangan perselingkuhan.
sapi telanjang
sejak adam dimerdekakan
sapi tanpa kutang itu peradaban
lalu!
kau wariskan pada siapa
utang – utang
itu.
.
Tuban, 28122013
Gampang Prawot
SECANGKIR RASA

Adakah secangkir kopi pahit untukku
setelah tebu yang kutanam menjadi abu
dari jilatan asma asmaramu
gadaikan galaumu
kutanamkan lagi sarinya manis di ladang
ladang hatiku
tapi
seduh dulu
jangan hanya manis di pantai bibir
pahit di pusara hati
lidahku belum kelu
pemanis tak biasa tersuguh di meja rasa
walau tanpa gula
aroma kopimu aku baca tanpa mengeja
panas – hangatnya warna.

Pejambon Bojonegoro, 01112013
 Gampang Prawoto







Gampang Prawoto

13.Gampang Prawoto, Sehari-harinya mengajar di sekolah terpencil tepatnya di SDN Napis 06 Tambakrejo Bojonegoro. Aktif di Sanggar Sastra (PSJB) Pamarsudi Sastra Jawi Bojonegoro.





STASIUN PASAR TURI


Kereta sore membawaku pergi, tanpa tangis
Rintik hujan memaknai iringan,
pada yang harus tertinggal
Kenangan menyisa
Engkau takut terbebani sepi
Derit kereta menyertai sunyi
deras hujan takkan cukup ganti
yang telah pergi.
Serupa sepasang rel memisahkan
Timbul-tenggelam rindu membisu
lenyap pada kejauhan
Sedang aku tak sempat menyematkan
Namaku di jari manismu
.
Fitrah Anugerah
Surabaya, 17-03-2008



Fitrah Anugerah

12.Fitrah Anugerah  Penyair ini lahir 28 oktober , tinggal di Tambun Bekasi.



Laut dan catatan


Di sana,di laut itu
Telah ku tenggelamkan seribu catatan
Dari pesisir pantai hingga ke dasar lautan...
Aku biarkan ia di hantam karang
Dan tertelan gelombang

Begitupun dengan desember,
Ingin ku kubur milyaran kisah yang tak indah
Tapi ingatan tak kunjung menepi dari fikiran


2013
Fasha Imani Febrianty














Fasha Imani Febrianty

11. Fasha Imani Febrianty

Penyair ini lahir Bandung, 11 Februari 1997.  Puisi-puisinya pernah di muat Majalah Bhineka Winiakarya, Jejaring Facebook,pernah menjuarai lomba cipta dan baca puisi se Kab. Bandung tingkat MA(Madrsayah Aliyah). Selain menulis puisi  aktiv bermain Teater di Komunitas Menara. Sekarang masih duduk di Bangku Madrasah Aliyah MA Salafiyah Al-Falah Ciganitri Bojongsoang Bandung



Langgam Petuah Leluhur


semasa subur kehijauan melipur ladang
dan bulir padi menguning runduk ke lumbung
kita masih erat menjalin kegotongroyongan
membangun pancang-pancang semangat bangsa

kecuali parau pekik garuda
menyuarakan langgam perlawanan
pada kerakusan dan keserakahan zaman
meluluh-lantahkan simbol kebersamaan
karena kita kehilangan petuah leluhur

pada ragam perbedaan
kita rekatkan kembali ikatan Tunggal
dalam simpul keeratan
karena kita Indonesia

Balangan, 2014
Fahmi Wahid




Fahmi Wahid

10.Fahmi Wahid
Penyair ini lahir di Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, 3 Agustus 1964. Bekerja di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Balangan. Saat kuliah di fakultas Syari’ah IAIN Antasari Banjarmasin, aktif di bidang sastra dan teater. tahun 1987 – 1990  menjabat sebagai sekretaris Teater Pena Banjarmasin,  dan pendiri Sanggar Pena Barabai, tahun 2008 – 2012 sebagai ketua Dewan Kesenian Murakata Kabupaten Hulu Sungai Tengah . Terpilih sebagai 5 besar lombaTulis Bahasa Banjar Kalimantan Selatan (2000) dan 19  nominasi lomba Cipta Puisi Bahasa Banjar Kalimantan Selatan, dibukukan dalam Menyanggar Banua, Bunga rampai Puisi dan cerpen Bahasa Banjar pemenang lomba aruh sastra Kalimantan Selatan VII, Kabupaten Tabalong (2010). Puisinya juga terdapat dalam  Seribu Sungai Paris Berantai, Antologi Puisi Aruh sastra Kalimantan Selatan III, Kabupaten Kotabaru (2006), Tarian Cahaya di Bumi Sanggam, Antologi puisi Aruh Sastra Kalimantan Selatan V, Kabupaten Balangan (2008), Bertahan di Bukit Akhir, Antologi puisi Penyair Hulu Sungai Tengah (Penerbit KSI Kab.HST, Barabai (2008) dan Menyampir Bumi leluhur, Bunga Rampai Puisi Aruh Sastra Kalimantan Selatan V, Kabupaten Tabalong (2010), Seloka Bisu Batu Benawa, Bunga Rampai Puisi Aruh Sastra Kalimantan Selatan VIII (2011). Sungai Kenangan, Bunga Rampai Puisi Aruh Sastra Kalimantan Selatan IX (2012), Tadarus Rembulan, Bunga Rampai Puisi Aruh Sastra Kalimantan Selatan X (2013), Solo dalam Puisi (Antologi Festival Satra Solo, 2014) Menerima hadiah Seni (Bidang Sastra) Gubernur Kalimantan Selatan (2011).

Di Balik Tirai



Yen ing tawang ana lintang, cah ayu…*

Sayup memelo kangen didera rindu
Ingin rasanya nyelinap dari celah jeruji
terbang menyemat bintang
Malam jadi muram besi jadi dingin hati jadi beku
........
“Siapa namamu?”
(aduh, mak… mentang-mentang berjubah hitam seenaknya dia datang seenaknya dia menyerang)
Siapa namamu?
Mira
Siapa namamu?
Sum… Sumirah
Kenapa kaucuri uang rakyat?
Ha? (taktahu dia siapa aku) Simpananku tujuh turunan. Untuk apa mencuri?
Lalu apa yang kau lakukan di hotel nusa?
Justru bagi-bagi
Uang siapa?
Itulah sialnya aku lupa
Kepada siapa?
Itulah sialnya aku lupa
Siapa namamu?
(wah, siapa ya) Mira ya ya Sumirah namaku
Engkau mengkhianati ibumu
........
Malam jadi aneh… tergelar begitu saja langit purba: Angin mendebar ombak menyibak melesat perawan perkasa menebah perut kuda mengacukan pedang merah rambutnya di kilau mesiu menggerilya kemerdekaan. Lolong serigala mengoyak genangan darah di luka dada tipis perempuan renta, dengan pasukan kecilnya dengan batuk keringnya menggentarkan lawan, keluar masuk belantara dengan pedang membara hingga  tersungkur di ujung peluru tajam. Namun perjuangan tak menjera perempuan bertombak pena merebut kebahagiaan beribu orang tertindas di bawah hukum yang dipalsu dan paham yang disulap. Perjuangan tak menjera hingga merah putih berjahit tangan berkibar pada ramadhan
........
Entahlah aku terharu atau tersipu hingga suara itu mengejutkan lagi
“Kenapa kaucuri uang rakyat?”
Aku pencuri? Uang rakyat?
Engkau mengkhianati ibumu
Ibuku?
Ya, ibumu


djogdja—purwokerto—tangerang, 1214
eL Trip Umiuki

*tembang jawa karya Andjar Any





TaUbah

duh gusti,
Menyelinap dalam turba pagi tadi bocah-bocah meremah ceceran beras di celah matakaki kuli-kuli dan gancoganco setajam duri. Ya meremah beras miskin yang tercecer dari gudangkegudang raskin yang  takterbeli. Tangan-tangan mungil yang mestinya berburu ilmu mengais sebutir demi sebutir hingga segenggam demi segenggam beras tanah dan kerikil menjadi sejuta rasa dalam kresek hitam yang dipungut dari tumpukan sampah serapah
Di mana aku selama ini ketika bocah-bocah tercecer dari halaman sekolah ketika menyimpan pundipundi di bank binkbunk di jakarta di singapura di amerika ame rita ame rina ame risa
Jagad dewa batara bumi gonjang ganjing ketamakan mewariskan kepapaan gelar bergelargelar hanya mewariskan peradaban yang maju ke belakang. Gadis-gadisimutimut amitamit  menjadi mucikari untuk segenggam mimpi. Gemerlap bersama mainan di etalase dan lampulampumal sementara lampulampu padam di gubukgubuk di bantaran kali
Di mana aku ketika gadis-gadisbelia menjajakan kehormatannya

duh gusti,
Menyesal aku menyesali tapi dapur-dapur di pinggir kali kadung tak berapi. Semua naik kecuali harga diri. Beras yang bernama raskin pun tercuri. Mereka yang akan menerima kompensasi naiknya harga bensin keburu mati. Anak-anak frustrasi membunuh kawan mainnya tanpa basabasi. Abegenya menjual diri sekadar untuk tampil seksi

duh gusti,
Mana berani aku berharap surgamu mimpi pun tak. Takada lagi yang tersisa bagi anak cucu. Kutumpeng gunungmu kugunduli hutanmu kugangsir tanahmu kusedot lautmu atas nama nafsu yang paling semu. Tak ada lagi yang tersisa di negeri ini selain harapan hujan turun di kemarau panjang.

duh gusti,
Mana berani aku berharap surgamu mimpi pun tak. Takkuat aku tapi di nerakamu terbakar dakidakiku sendiri



juni 2013
eL Trip Umiuki












Sumur Tanpa Dasar*

sarjono namanya; imut, tapi bukan main cerdasnya
empat tahun sekolah dasar
empat tahun kemudian mahasiswa

sarjana sekarang ia; melamar keliling kota
tapi pengalaman kerja ia tak punya
tapi wajah imutnya tak membuat iba

sarjono namanya
sarjana sains, ekonomi, sekaligus psikologi
sayang pengalaman kerja takpunya

bersimpan bara di kepala minta kerja ia kepada tetangganya
mandor bangunan di kota
mengaduk pasir dan semen ternyata bukan kerja sederhana
dengan dendam membara
mencangkul dia mencangkul
menggali lubang di kebunnya
takpeduli darah berlumur terus mencangkul
menggali sumur
senin selasa rabu kamis jumat sabtu
tak ada minggu dan hari libur ia
terus mencangkul
terus
Tangerang, 1114
eL Trip Umiuki

*Sumur Tanpa Dasar, judul lakon Arifin C Noor

eL Trip Umiuki

09. eL Trip Umiuki
Penyair ini lahir (dan bercita-cita) sebagai Luqman. Mbrojol di Yogyakarta, 15 Januari 1956. Berkesenian di Tangerang sejak 1978: mendirikan teater rell dengan beberapa sahabatnya. Teater ini dan beberapa grup lainnya menyatu menjadi sanggar satoeempatsatoe indonesia sampai sekarang. Mantan guru di beberapa sekolah, bimbingan belajar, dan perguruan tinggi luar negeri (baca: swasta) ini suka menulis, membaca, dan membincang sastra di samping menangani penyuntingan dan tata letak buku. Pernah gawe sebagai pemimpin redaksi di radio dan beberapa koran.
Trip, demikian biasa disapa, salah satu pendiri Dewan Kesenian Tangerang (DKT), duduk sebagai pengurus dua periode. Pada Desember 2012 ikut membidani kelahiran dan menjadi ketua umum Dewan Kesenian Kabupaten Tangerang (DKKT) sampai sekarang. Setelah berdirinya Sekolah Alam SaungSastra di Kabupaten Tangerang, yang sekarang tengah dicitakan adalah kampung budaya dan padepokan sastra indonesia.


Makan Gaji



dalam dunia makan gaji
ada dua tingkatan kehidupan

bos di atas
bisa pemilik perusahaan
bisa juga pekerja dengan jabatan kepala
yang bisa lebih galak dan kejam
ketimbang pemilik

yang bawah
kroco macam kau
yang berdarah menunggu
kenaikan gaji dan tunjangan
yang selalu disalib terlebih dulu
oleh kenaikan tarif listrik
dan bawang


Padang, 2013
Eddie MNS Soemanto








Café

seduhlah hasratku di sini
malam, mungkin juga hujan makin
mendekatkan pada keabadian
lampu, mungkin juga laron-laron
yang mendenyar ke jantungku
menarik kutukan-kutukan masa lalu
kita terbungkus asap rokok
juga hentakan lagu sampai pagi
mendekatlah padaku seribu kesunyian

seduhlah padaku seikat mawar
durinya mengenangkan perpisahan
yang dulu pernah kausebut perubahan
tapi tetap saja langit meledakkan matanya
ke seluruh sendi keabadian



Padang, 2014
Eddie MNS Soemanto

.Eddie MNS Soemanto

08.Eddie MNS Soemanto  lahir di Padang, Sumatera Barat, pada Sabtu Pahing, 4 Mei 1968. Pernah mencoba kuliah di Universitas Terbuka program studi Ilmu Komunikasi. Awal-awal menulis tergabung dalam Kreta Nusantara yang dimotori oleh Gus tf. Puisi-puisi tergabung dalam antologi Rantak 8 (Teraju Padang, 1991), Rumpun (Taman Budaya Sumatera Barat, 1992), Kebangkitan Nusantara II (Malang, 1996), Slonding (Selakunda Bali, 1998), Puisi 1999 Sumatera Barat (Dewan Kesenian Sumatera Barat, 1999), Narasi 34 Jam (KSI, 2001), Dialog Taneyan Lanjang (Bunga Rampai Majlis Sastra Madura, 2012), Secangkir Kopi (The Gayo Institute, Takengon, 2013), Penyair Menolak Korupsi (Forum Sastra Surakarta, 2013), Kidung Kekasih (Meta Kata, 2013), Tersembunyi (Baca Tulis, 2013). Persembahan Senja (Rumah Puisi, 2013),  Kemilau Mutiara Januari (Sembilan Mutiara, Trenggalek, 2014), Habituasi Wajah Semesta (Rumah Kata, Medan, 2014), Solo dalam Puisi (Festival Sastra Solo, 2014), Voices Breaking Silence (KPPI, 2014). Cerpennya tergabung dalam Amore a Paris (Pustaka Jingga, 2013). Pada tahun 1997 terbit kumpulan puisi tunggal dengan judul Konfigurasi Angin (Citra Budaya Indonesia, Padang, 1997) serta Kekasih Hujan (Nulis Buku, 2014).
Selain menulis puisi juga menyenangi dan menulis cerpen dan cerita anak.




RAHIB PALSU

RAHIB PALSU

Kampanye para penyihir palsu
nyanyian iblis tua yang merdu.
Sesyahdu-syahdu kotbah merayu
membujuk roh
memasuki dunia kelabu.
Keindahan semu.
Abu-abu.
Derunya mengajak
kekal sebagai debu.


Sukoharjo,30 Desember 2013
Dwi Klik Santosa

Dwi Klik Santosa

07.Dwi Klik Santosa, penyair ini lahir di Sukoharjo 09 Januari 1974 , anak dari pasangan Bapak Siswo Suwarno dan Ibu Satiri. Memasuki Jurusan Komunikasi UPN Yogyakarta. Pengalamannya pernah menjadi wartawan, serta mendirikan sanggar bagi anak-anak dan remaja. Kini aktif menjadi pegiat seni dan bekerja di copywriter di Zentha Hitawasana.



Lir ilir untuk negeriku


1/ Lir ilir lir ilir tandure wong sumilir
OO, Wahai negeriku, bangunlah dari mimpi tak bertepi, menyudahi kemahamalasan di sana sini, tersebab semesta telah menggelar hijaunya di atas pembaringan doa, di bumi pertiwi, tempat kau dan aku menghitung berapa banyak buah syurga yang telah kita petik.
2/ Tak ijo royo royo, Tak sengguh penganten anyar
Sedemikian kariblah kau aku dengan Tuhan, Seperti sepasang kupu-kupu yang menari-nari di atas dedaunan yang berselimutkan kabut, lalu ujungnya meneteskan doa, yang paling suci, yang paling puisi. Tersebab begitu indahnya bumi kita, bumi yang mempertemukan adam hawa, dan rusukku membentuk namamu, merah adalah darah, dan putih adalah belulang, lalu kita sama sama menengadahkan doa kepada angin, kepada laut, kepada rumput, kepada daunan, kepada batuan, kepada pohonan, kepada hujan, kepada matahari, kepada rembulan, kepada malam; kepada Tuhan.
3/ Bocah angon bocah angon penekno blimbing kuwi
Oo, wahai penggembala kata, mari kita tuliskan puisi tentang usia yang selalu pagi, dengan lagu-lagu yang menyeru perjuangan, bukankah kita dilahirkan sebagai pemenang?
4/ Lunyu lunyu penekno kanggo mbasuh dodotiro
Betatapapun licin, curam, susah sungguh, kau dan aku semestinya tak pernah berhenti untuk selalu menapaki jalan ini, jalan yang telah dibuat moyang kita, dengan darah dan nanah tercecer menjadi luka sejarah.

5/ Dodotiro dodotiro kumintir bedah ing pinggir
Kemerdekaan adalah pakaian kita, tak perlu menangisi kebodohan negeri, bersatu adalah jalan terbaik, menutupi jubah keangkuhan yang telah terlubang di sana sini.
6/ Dondomono jrumatono kanggo seba mengko sore
Bangkitlah negeriku, kembalilah kepada kejayaan masa lalu, saat di mana kita selalu menembangkan cita-cita negeri, merayakan cinta yang tak pernah alpa, tersebab lagu-lagu perjuangan menjadi lagu wajib para orang tua yang menina-bobokan anaknya, maka dengan kekokohan jati dirilah kita akan menumpas segala nestapa, berlalulah segala bahaya yang mengancam atap-atap rumah kita.
7/ Mumpung padang rembulane, Mumpung jembar kalangane
Selagi kau dan aku masih dalam cinta yang sama, dan semesta mendengar rintih doa kita, rembulan masih juga menerangi malam-malam kita.
Selagi kau dan aku dalam desah nafas yang sama, dalam degub jantung yang mendetakkan cinta yang paling, selagi bibir kau dan aku melafalkan kata yang sama
; Indonesia.
8/ Yo surak’0 surak hiyo
Maka, marilah kita bersorak untuk Indonesia, negeri kau dan aku yang kan selalu bersahaja.
Pondok Pena, 2012.
Dimas Indiana Senja


***

Dimas Indiana Senja

6.Dimas Indiana Senja, nama pena dari Dimas Indianto S., lahir di Brebes, 20 Desember 1990. Mahasiswa Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga. Menjadi pengasuh komunitas sastra santri “Komunitas Pondok Pena” Pesantren Mahasiswa An Najah Purwokerto. Menjadi Salah satu peserta Temu Sastrawan NUMERA 1 (Nusantara Melayu Raya) di Padang yang diikuti sastrawan dari Indonesia, Malaysia, Bruneidarussalam, Singapura dan Thailand. Puisinya yang berjudul “Aku Masihlah Indonesia; Catatan Buat Emak” menjadi Juara 1 Lomba PEKSIMIDA Jawa Tengah 2012 tangkai lomba penulisan Puisi, dan mewakili Jawa Tengah di PEKSIMINAS di Mataram, Juli 2012. Dan Puisinya berjudul “Fragmen Cinta di Bulan Ramadhan” menjadi juara 1 lomba penulisan puisi yang diadakan AG Publishing.

Sketsa Lukisan Kotaku


ingin sekali mengungkapkan tapi selalu terurungkan...
karena pasti ada menjegal dan berteriak.."Jangan bermimpi..!!?"
yakin ini..,
hanya menjadi kesakitan tak bertuan dan berujung...
lihat..!!? dengarkan...
wajah wajah membosankan bersenam manis
menawarkan diri menaikan harga
tumpang nama pada sebuah produk unggulan..,
"pahit ternyata yang kami dapat..." seorang RTM teriak tak tertahan
sambil mengikatkan endong dipunggungnya dan menuntun seorang bocah
setelah membaca sebuah spanduk iklan yang menghiasi jalan kota
disisi lain..., ada camry baru dan didalamnya aneka aneka mengiurkan terhidang
adu tawar soal persentase yang akan segera dilekaskan
SPK ataupun apa itu namanya...,sudah siap terkondisikan dalam tawarnya
hanya tinggal pena dan sedikit bubuhan Cap atas nama negri
"Soal itu gampang..!?
" persen nya itu lho yang musti jelas..!!?" jawabnya memegang telepon genggam sambil tumpang kaki biar bergaye...
CecepNurbani
Garut,14 November 2012
Apapun itu Nama dan Jenisnya Selalu Berserakan

televisi, koran dan radio menceritakan segala tentang masa depan dan  masa iya
pembunuhan,
perampokan,
pemerkosaan,
kesurupan
korupsi
mutilasi
ibu buang bayi
suami bunuh istri
penggusuran pasar
teroris
sampai daging sapi import yang tak jelas berujung
dan peringkat  tertinggi ditangga hits khabar hari ini sebuah pertandingan silat duel kepala sekolah yang disaksikan oleh guru guru dan murid muridnya 
bersorak menari menjadi team  chearleeders sebagai penyemangat
itu juga dari televisi yang bercerita..
begitu konyol negri ini

apapun itu nama dan jenisnya selalu berserakan
disisi lain, ada yang namanya fashion show
pakaian  pakaian yang melukiskan setengah syahmat orang bilang itu life style
menyuguhkan datails anatomi perempuan melenggang
saling bermunculan saling bersahutan
hingga bangga berakhir dengan aplaus meriak serentak

apapun itu nama dan jenisnya selalu berserakan

ditrotoar..,
kaki lima mengadu nasib dengan
memasang badan takut takut petugas datang
seperti maling mengintip tuan rumah
gadis cilik bersaudara bernyanyi sambil menghirup udara segar dari kaleng Lem
pengamen jalanan bernyanyi bermuram durjana sambil melihatkan  taringnya berharap uang kertas yang diterima
suungguh konyol dan menyedihkan  negeri ini.

CecepNurbani
Garut,14 November 2012