Yen ing tawang ana lintang, cah
ayu…*
Sayup memelo kangen didera rindu
Ingin rasanya nyelinap dari celah
jeruji
terbang menyemat bintang
Malam jadi muram besi jadi dingin
hati jadi beku
........
“Siapa namamu?”
(aduh, mak… mentang-mentang
berjubah hitam seenaknya dia datang seenaknya dia menyerang)
Siapa namamu?
Mira
Siapa namamu?
Sum… Sumirah
Kenapa kaucuri uang rakyat?
Ha? (taktahu dia siapa aku) Simpananku tujuh turunan.
Untuk apa mencuri?
Lalu apa yang kau lakukan di
hotel nusa?
Justru bagi-bagi
Uang siapa?
Itulah sialnya aku lupa
Kepada siapa?
Itulah sialnya aku lupa
Siapa namamu?
(wah, siapa ya) Mira ya ya Sumirah namaku
Engkau mengkhianati ibumu
........
Malam jadi aneh…
tergelar begitu saja langit purba: Angin mendebar ombak menyibak
melesat perawan perkasa menebah perut kuda mengacukan pedang merah rambutnya di
kilau mesiu menggerilya kemerdekaan. Lolong serigala mengoyak genangan darah di
luka dada tipis perempuan renta, dengan pasukan kecilnya dengan
batuk keringnya menggentarkan lawan, keluar masuk
belantara dengan pedang membara hingga
tersungkur di ujung peluru tajam. Namun perjuangan tak menjera perempuan
bertombak pena merebut kebahagiaan beribu orang tertindas di bawah hukum
yang dipalsu dan paham yang disulap. Perjuangan tak menjera hingga merah
putih berjahit tangan berkibar pada ramadhan
........
Entahlah aku terharu atau tersipu
hingga suara itu mengejutkan lagi
“Kenapa kaucuri uang rakyat?”
Aku pencuri? Uang rakyat?
Engkau mengkhianati ibumu
Ibuku?
Ya, ibumu
djogdja—purwokerto—tangerang, 1214
eL Trip Umiuki
*tembang jawa karya Andjar Any
TaUbah
duh gusti,
Menyelinap dalam
turba pagi tadi bocah-bocah meremah ceceran beras di celah matakaki kuli-kuli
dan gancoganco setajam duri. Ya meremah beras miskin yang tercecer dari
gudangkegudang raskin yang takterbeli.
Tangan-tangan mungil yang mestinya berburu ilmu mengais sebutir demi sebutir
hingga segenggam demi segenggam beras tanah dan kerikil menjadi sejuta rasa
dalam kresek hitam yang dipungut dari tumpukan sampah serapah
Di mana aku selama
ini ketika bocah-bocah tercecer dari halaman sekolah ketika menyimpan
pundipundi di bank binkbunk di jakarta di singapura di amerika ame rita ame
rina ame risa
Jagad dewa batara
bumi gonjang ganjing ketamakan mewariskan kepapaan gelar bergelargelar hanya
mewariskan peradaban yang maju ke belakang. Gadis-gadisimutimut amitamit menjadi mucikari untuk segenggam mimpi.
Gemerlap bersama mainan di etalase dan lampulampumal sementara lampulampu padam
di gubukgubuk di bantaran kali
Di mana aku ketika
gadis-gadisbelia menjajakan kehormatannya
duh gusti,
Menyesal aku
menyesali tapi dapur-dapur di pinggir kali kadung tak berapi. Semua naik
kecuali harga diri. Beras yang bernama raskin pun tercuri. Mereka yang akan
menerima kompensasi naiknya harga bensin keburu mati. Anak-anak frustrasi
membunuh kawan mainnya tanpa basabasi. Abegenya menjual diri sekadar untuk
tampil seksi
duh gusti,
Mana berani aku
berharap surgamu mimpi pun tak. Takada lagi yang tersisa bagi anak cucu.
Kutumpeng gunungmu kugunduli hutanmu kugangsir tanahmu kusedot lautmu atas nama
nafsu yang paling semu. Tak ada lagi yang tersisa di negeri ini selain harapan
hujan turun di kemarau panjang.
duh gusti,
Mana berani aku berharap surgamu mimpi pun
tak. Takkuat aku tapi di nerakamu terbakar dakidakiku sendiri
juni 2013
eL Trip Umiuki
Sumur Tanpa
Dasar*
sarjono namanya; imut, tapi bukan main cerdasnya
empat tahun sekolah dasar
empat tahun kemudian mahasiswa
sarjana sekarang ia; melamar keliling kota
tapi pengalaman kerja ia tak punya
tapi wajah imutnya tak membuat iba
sarjono namanya
sarjana sains,
ekonomi, sekaligus psikologi
sayang
pengalaman kerja takpunya
bersimpan
bara di kepala minta kerja ia kepada tetangganya
mandor
bangunan di kota
mengaduk
pasir dan semen ternyata bukan kerja sederhana
dengan
dendam membara
mencangkul
dia mencangkul
menggali
lubang di kebunnya
takpeduli
darah berlumur terus mencangkul
menggali
sumur
senin
selasa rabu kamis jumat sabtu
tak
ada minggu dan hari libur ia
terus
mencangkul
terus
Tangerang, 1114
eL Trip Umiuki
*Sumur Tanpa Dasar, judul lakon Arifin
C Noor